Membangun desa itu harus fokus.
Karna dengan fokus, arah dan keberhasilan yang mau diraih menjadi jelas, 'dak ngambang.
Tak ubahnya seperti sekelompok orang yang sedang mendaki sebuah gunung, semua anggota kelompok ngerti, kalau tujuan akhir mereka adalah puncak bukit atau gunung. Jadi, kalau pendakian baru sampai di pertengahan, semua tahu kalau mereka harus tetap berupaya meraih cita-cita mereka, yaitu puncak gunung.
Masalahnya tinggal bagaimana menentukan fokus desa itu.
Na...hh, kalau yang satu ini, sepertinya 'gak usah dijelasin lagi ni. Semua sudah lengkap tuh di desa-desa. Mulai dari metoda, materi, sampai sumberdaya manusia, amat sering dibahas dalam kesempatan yang namanya pelatihan perecanaan desa. Tinggal komitmen saja.
Yang pasti, perhatikan betul potensi dan permasalahan desa. Selain itu, kebijakan dan aturan mesti dilakoni. Dan..., jangan lupa, faktor sumber dan ketersediaan anggaran, mesti jadi landasan pertimbangan dalam merumuskan fokus desa.
Yang pasti, perhatikan betul potensi dan permasalahan desa. Selain itu, kebijakan dan aturan mesti dilakoni. Dan..., jangan lupa, faktor sumber dan ketersediaan anggaran, mesti jadi landasan pertimbangan dalam merumuskan fokus desa.
Lantas, letak fokusnya dimana...?
Ya... pasti tentu di dokumen perecanaannya. Dokumen mana, untuk secara konsisten dipedomani dan di-lak-sa-na-kan. Bukan dokumen yang "nginep" dilaci meja.
Desa yang fokus itu yang bagaimana...?
Itu tu..., berdasarkan potensi, ...., ...... dst dst.
(hmm...., ada yang menggerutu, ini ngajari apa marahi ???) Nggak la..., ini namanya menyayangi, sambil ngingatin.
Penasaran to....,
Yok kita belajar. belajar fokus !
Salam,