"Hmm..., ana-ana wae".
Tapi entahlah, pikiran itu terus mengganggu dan mengganggu. Dari pada kepikiran terus, 'ku paksain saja menuangkannya dalam "laman blog gratis" ini. Mau ada yang baca syukur, 'gak dibaca juga nggak apa-apa. Hitung-hitung dari pada jadi 'bisul'... tulis ahh.... (sambil ngarepp).
Ya jelas la..., setau yang 'ku tau, pesantren itu tempatnya orang belajar dan memperdalam agama. Naah... kalo sudah begitu tentu saja ada yang mengajar. Itu dia masalahnya. Untuk mengajar ilmu yang satu ini, tentu saja harus punya modal ilmu agama yang mumpuni. Ilmu yang pastinya diperoleh dari belajar di institusi pendidikan agama dan/atau pesantren juga.
Nah saya..., boro-boro tamat pesantren, ilmu agama saja hanya diperoleh dari selama mengikuti pendidikan formal. Lantas mengapa ingin punya atau mendirikan pesantren...?
Itulah anehnya pikiran saya ini.
Tapi namanya juga pikiran, boleh-boleh saja kali. (menghibur diri)
Pikir dan pemikiran itu justru muncul dari hobby saya berkebun.
Kesukaan berkebun itu membuat saya tiada seharipun melewatkan mengunjungi kebun yang kebetulan tak jauh dari rumah kediaman 'ku. Jam berapapun pulang dari bekerja sebagai pelayan masyarakat, pasti 'ku luangkan untuk "kotak-katik" di kebun kesayangan.
Yang dikerjain dikebun, macam-macam dah. Dari memberi makan ternak ayam dan ikan, sampai bersih-bersih tanaman ang beraneka ragam jenisnya.
Kebun yang tak begitu luas itu (3 hektaran) akhirnya menjadi tempat tamasya gratis bagi saya pribadi dan teman-teman.
Pondok sederhana pun melengkapi kebun sebagai tempat bercerita tentang apapun.
Mungkin karena keinginan agar lebih bermanfaat bagi kemaslahatan ilmu dan agama, makanya pemikiran untuk mendirikan pesantren di lokasi kebun tersebut, menjadi "khayalan" yang belum kunjung terlaksana. Apalagi di desa lokasi kebun berada, memang belum ada satupun pesantren.
Ya..., kata adalah doa, dan setiap doa pasti di dengar oleh 'Nya.
Bantu doa ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar